Maret 31, 2011

Dalamnya Hati Siapa yang Tahu




Hati...
Siapa yang mengetahui isi hati seseorang? siapa yang bisa menyelami seberapa dalam dari hati seseorang? Bila kita melihat seseorang tersenyum apakah dia benar-benar bahagia? bila seseorang menangis apakah itu berarti dia sedang bersedih? apakah seperti itu kenyataannya?. Hati, tidak ada seorangpun yang mampu menebak dengan pasti dalamnya hati bahkan kita sendiri, kadang tidak bisa memahami apa yang ada di dalam hati.

Apa yang terlihat di luar belum tentu itu tercermin di dalam hati, bukan berarti munafik tapi kadang orang lain tidak perlu tahu apa yang sebenarnya kita rasakan saat itu, bila kita bahagia tidak perlu kita perlihatkan kebahagian itu secara berlebihan kepada orang lain, ketika kita bersedih tidak perlu mereka mengetahui seberapa sakit apa yang menimpa kita hingga membuat kita bersedih. Begitu juga ketika hati kita merasa jengkel, jangan sampai orang lain kena getahnya. Cukuplah kita sendiri yang mengetahuinya dan Allahlah tempat kita menumpahkan segala rasa yang ada di hati, hanya Allah tempat kita curhat, tempat kita berserah diri. "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."

Saat ini, di suatu tempat ada hati yang begitu bahagia, seolah ia ingin tersenyum setiap saat. Iyah, di sana ada hati yang berbunga-bunga karena akan memiliki apa yang sangat dia harapkan selama ini, dia sedang mempersiapkan hari besar dalam hidupnya. Saya bisa membayangkan bagaimana hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan, kesenangan dan suka cita. Tapi sebaliknya, di sini ada hati yang terluka karenanya, sedih karena kebahagian yang dirasakan olehnya. Tahukah dia bahwa hati saya sakit di saat dia justru merasakan kebahagiaan yang sempurna? Tahukah dia bahwa saya ingin menangis, justru ketika dia tersenyum dan tertawa?

Hem..dalamnya hati siapa yang tahu? senyum saya masih ada, tawa saya kadang masih terlihat dan canda itu juga masih kuberikan kepada setiap orang di dekat saya, tidak ada yang tahu bahwa di balik apa yang mereka lihat dari mimik wajah & tingkah laku saya sebenarnya saya sedang terluka,  saya ingin menangis saat itu, tidak ada yang tahu tentang itu. Hanya Allah dan saya yang mengetahui dalamnya hati saya, hanya Allah tempat saya mengembalikan semua rasa di dalam hati, hanya Allah pengobat sakit & lara hati ini. Hanya  dengan mengingat Allahlah saya berusaha menenangkan hati ini ketika kebahagiaan seseorang  merenggut kebahagian saya, ketika tidak ada seorangpun yang memahami dalamnya hari saya.  Subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar walahaulawalaquwataillabillah rangkaian kalimat ini yang membasahi bibir saya, menggetarkan hati yang sedang saya tata kembali, menemani butiran air yang menetes dari kelopak mata saya berharap setelah ini semua akan baik-baik saja. Seperti halnya sabda Rasulullah Perbanyakkanlah membaca La Haula Wala Quwwata Illa Billah kerana sesungguhnya bacaan ini adalah obat bagi 99 penyakit, yang mana penyakit paling ringan adalah kebimbangan” (Riwayat Al-Uqaili melalui jabir r.a.)

Subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahuakbar walahaulawalaquwataillabillah
Hasbunallahu wa ni'mal wakiil ni'mal maula mani'man nashir

Ya Rabb...
Semua datangnya dari Engkau dan semua akan kembali kepada Engkau, maka hamba serahkan semua rasa ini kepadaMu Ya Rabb... Kuatkanlah hamba menghadapi setiap ujian yang Engkau berikan, Ikhlaskanlah hati hamba untuk menerima setiap takdir yang Engkau tuliskan kepada hamba. Hanya Engkau Ya Rabb yang mengetahui dengan benar dalamnya hati saya maka hamba mohon tuntunlah diri ini untuk tetap berada dalam kebenaranMu
Amiin Allahumma Amiin

Maret 29, 2011

Ketika masalah mendera


Referensi buku "Sebelum jauh-jauh mencari solusi, Perbaiki shalat kita
oleh : Sulthan Hadi



Rasul bersabda : "Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat ialah shalatnya. Jika shalatnya lurus (khusyu' dan benar) maka luruslah semua amalnya. Tetapi jika ia rusak, maka rusaklah seluruh amalnya" 
[HR. Ath-Thabrani]

Bismillahirrahmanirrahiim..
Memang, bukan hidup namanya kalau tidak ada masalah. Sebab kemenangan, kesuksesan, kebahagiaan, semua itu pasti didahului oleh masalah. Tidak ada orang yang merasakan kemenangan tanpa melakukan pengorbanan dan perjuangan. Sedang pengorbanan dan perjuangan pasti dipenuhi dengan tantangan. Tak ada yang disebut sukses kalau tidak ada ujian, cobaan dan rintangan. Dan semua itu adalah masalah.


Kesibukan kita sehari-hari dalam melakukan aktifitas yang begitu banyak menyita perhatian, waktu dan energi, melahirkan problem dalam perilaku, sifat dan karakter. Karena kesibukan itu bersaing dengan persoalan yang membuat tingkat kejenuhan dan stress yang begitu tinggi, serta jiwa yang kering dan lelah.

Kondisi ini mendorong kita melakukan refresh diri, melakukan hal-hal yang menyenangkan, beraktifitas yang memberi kesenangan seperti, berwisata, berpetualang, nonton, makan, atau hanya sekedar ingin sendiri. Itu adalah bagian dari cara kita menyelesaikan persoalan hidup, dan semakin banyak orang yang melakukannya.


Namun mencari solusi dengan cara ini tidak memberi jaminan penyelesaian yang maksimal. Sebab keberadaan kita di tempat yang segar dan menyenangkan itu hanya sebentar, beberapa saat saja. Setelah itu, kita akan kembali dengan rutinitas dan tanggung jawab baru yang mungkin jauh lebih berat. Karena itu, meskipun baik, kita tetap harus mencari penyelesaian yang lebih tepat, yang bisa terus memberi penyegaran pada jiwa kita dalam jangka waktu yang panjang.

Jawabannya ada pada shalat. Ya, Sholat.Ia adalah seremoni spektakuler yang meghubungkan kodrat ke'masalahan' kita sebagai makhluk yang banyak masaLah, dengan qudrah Allah sebagai sumber segala maslahat, mata air dari segala mata air kebaikan dan solusi.

Di situ ada saat-saat terindah penghambaan, Disitu ada saat-saat jiwa memuncaki kejujurannya, Disitu ada lautan pengharapan yang tak pernah sesak menampung segala bahasa munajat.
Tak perlu jauh-jauh, Ambillah kebahagian itu disini. Tak perlu jauh-jauh, Beristirahatlah disini. Tak perlu jauh-jauh, Cobalah nikmati kecintaan sejati disiniTak perlu jauh-jauh, Gugurkan dosa-dosa itu disini. Tak perlu jauh-jauh, Disinilah posisi terdekat kita dengan Allah. Tak perlu jauh-jauh, Rengkuh rasa aman dan tenteram disiniTak perlu jauh-jauh, Mengadulah disiniDisini, dengan Sholat..


Ayoo, perbaiki sholat, sholatku, sholatmu, sholat kita
"..saat kita bisa menikmati sholat dengan benar maka takkan ada niat ingin meninggalkannya atau bahkan  menunda-nunda dalam mengerjakannya.."
Makassar, Maret 2011

Rahasia Fisioterapi Wudhu


Bismillahirrahmanirrahiim..
Rukun shalat yang satu ini tentu tidak akan pernah kita lewatkan. Tentu tidak sah jika kita hendak mengerjakan shalat lima waktu tetapi meninggalkan yang satu ini…ya, apalagi kalau bukan wudhu.

Masih terkagum-kagum dengan perintah Allah SWT dengan pekerjaan remeh yang satu ini. Kenapa tidak?? lalu bagaimana tangan bersama dengan air menyentuh anggota-anggota tubuh. Kenapa wajah yang dibasuh? Kenapa mesti telinga?

Lama sekali direnungkan sampai saya bertemu dengan buku
KEMUKJIZATAN PSIKOTERAPI ISLAM, tersibaklah sudah misteri yang menyelimuti wudhu. Setelah membaca ulasan ini saya yakin kita tidak akan menganggap enteng tentang apa arti perintah Wudhu…

Banyak argumentasi yang semakin mendukung. Yuk kita buka satu-persatu misteri wudhu ini :

Setiap perintah Allah SWT tentu memiliki hikmah kebaikan dibaliknya. Bayangkan bahwa wudhu adalah ritual pengkondisian seluruh aspek hidup, mulai dari psikologis & fisiologis. Lima panca indera…kok kena semua tanpa terkecuali disapu oleh air wudhu. Mata, hidung, telinga & seluruh kulit tubuh. Ini betul-betul luar biasa.

Ahli syaraf/ neurologist pun telah membuktikan dengan air wudhu yang mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan jari-jari kaki berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran.

Anda tentu pernah mendengar akupunktur kan? Coba cari tahu dimana saja letak titik-titik sensitif yang sering digunakan dalam ilmu akupunktur? Lalu kemudian amati pola wudhu. InsyaAllah anda akan segera menemukan benang merah diantara keduanya.

Coba bayangkan…

Pada anggota badan yang terkena perlakuan wudhu terdapat ratusan titik akupunktur yang bersifat reseptor terhadap stimulus berupa basuhan, gosokan, usapan, dan tekanan/urutan ketika melakukan wudhu. Stimulus tersebut akan dihantarkan melalui meridian ke sel, jaringan, organ dan sistim organ yang bersifat terapi. Hal ini terjadi karena adanya sistem regulasi yaitu sistem syaraf dan hormon bekerja untuk mengadakan homeostasis (keseimbangan). Titik-titik akupunktur, suatu fenomena yang menarik bila dikorelasikan dengan kaifiyat wudhu yang disyari’atkan 15 abad yang lalu.

Setelah dihitung-hitung…ternyata terdapat 493 titik reseptor pada anggota wudhu!!

Anggota Wudhu(rukun dan sunat) Jumlah Titik Akupunktur
  • Wajah 84
  • Tangan 95
  • Kepala 64
  • Telinga 125
  • Kaki 125
  • Jumlah 493

Subhanallah!! Bayangkan jika kita melakukan itu setiap hari paling sedikit 5 kali sehari…

Ternyata kita harus semakin teliti saat menjalani wudhu. Mengapa? Coba ingat-ingat saat kita membasuh telapak kaki & tangan…apakah sela-sela jari sering kita abaikan? Ternyata ada fakta menarik yang tidak boleh luput :

Satu diantaranya adalah ketika melakukan takhlil, diantara sela-sela jari tangan dan kaki terdapat masing-masing satu titik istimewa (Ba Sie pada sela-sela jari tangan & Ba Peng pada sela-sela jari kaki). Jadi, keseluruhannya terdapat 16 titik akupunktur. Berdasarkan riset fakar akupunktur, titik-titik tersebut apabila dirangsang dapat menstimulir bio energi (Chi) guna membangun homeostasis. Sehingga menghasilkan efek terapi yang memiliki multi indikasi, seperti untuk mengobati migren, sakit gigi, tangan-lengan merah, bengkak, dan jari jemari kaku.

Lain lagi tentang telinga…ternyata ada 30 hadist yang mendukung ini. BTW, saya pernah coba sebuah produk akupunktur yang menggunakan tenaga listrik. Lucu juga, karena alat ini disimpan di daun telinga. Dan ketika dialiri listrik rasanya seperti telinga ditusuk-tusuk. Saya semakin paham bahwa daun telinga, selain sebagai aksesoris, ternyata terkandung banyak sekali titik reseptor syaraf.

Makanya, saat menyapu telinga itu jangan cuma membasuh saja, tapi harus dengan pijatan juga. Ini namanya aurikulopressure alias pijat akupunktur telinga.

Subhanallah…luar biasa ternyata kandungan rahasia wudhu…


Maret 24, 2011

Everyone needs a shoulder to cry ON



Bismillahirrahmanirrahiim..
Heiiiiiii kawan…
Cobalah lihat dia yg tengah sendiri itu dan lihatlah wajahnya, sangat menyedihkan. Tampak berantakan, wajah yg murung  dengan mata merah sembab, 
Hmmb, mungkin dia sedang merasa terpuruk, merasa tersisihkan, terabaikan, sakit hati dan merasa bahwa dunia sedang berlaku tidak adil padanya, dia merasa lelah dngan beban hidup yg mungkin terus menerus menimpanya. 

Apakah kamu kasihan melihatnya?  atau kamu justru menertawakan dirinya? mengganggap dirinya begitu lemah? Kemudian menghujatnya karena dia terlihat bodoh?? Lalu km datang dan berlagak bak seorang pahlawan, yg merasa mengetahui permasalahannya, mrasa harus membantunya dan memberikannya nasihat panjang lebar lalu kamu memarahinya dan trus mengejeknya??

Hmmb..jangan begitu kawan...
Ada baiknya kamu simpan saja segala nasihat panjang lebarmu buatnya, berhentilah  utk terus mengguruinya. Mungkin dia tak selemah yang kamu kira , dia tak serapuh seperti yg kamu lihat. Mungkin dia hanya butuh air matanya untuk membasuh luka dijiwanya, untuk melegakan batinnya, dan mengeluarkan segala sesaknya.

Karena sebenarnya jauh dlam nuraninya, dia sendiri sudah mengetahui apa yg terbaik untuk dirinya. Yang dia butuhkan hanya teman untuk berbagi , hanya butuh bahumu utk bersandar, butuh telingamu untuk mendengar, butuh canda dan senandungmu untuk mnghiburnya dan membuatnya tersenyum mengurangi sedihnya.

Hanya itu sebenarnya yg dia butuhkan. Apapun usaha yg kamu lakukan utk memecahkan masalahnya atau mendampinginya, semua itu tidak akan ada gunanya selama dia sendiri tdk berusaha utk bangkit dan menyelesaikan masalahnya sendiri.  Hanya dia yg tau apa yg terbaik untuk dirinya, hanya dia yg mampu menyelesaikan masalahnya, dan hanya dia yg bisa menghentikan kesedihannya , krena apapun yg baik menurut dirimu, belum tentu akan menjadi baik bagi dirinya. Karena setiap orang pasti punya cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya. Dan Ingat, ada Allah yg selalu bersama dengannya. Ada Allah yg slalu punya cara unik untuk memberi pelajaran buat hambaNya. Allah ngasih dia ujian, agar dia makin tegar.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” 
QS Ar-ra'd Ayat 11

Kawan, kamu hnya bisa menemani dan menghiburnya. Membuat dia tersenyum kembali.  Bukan dengan mengguruinya, karena sebenarnya hanya itulah  yg dia butuhkan, semua nasihat dan pertolongan dari kamu akan sia sia jika dia sendiri tidak membuat dirinya bangkit dari keterpurukan,  kamu cukup menemani dia, hingga akhirnya semua lelah di hatinya perlahan-lahan sirna, dan dia mampu bangun dan kembali berjalan menghadapi tantangan hidupnya, meski awalnya harus merangkak.

Semua hanya butuh waktu, semua ada prosesnya,  karena tidak ada duka yang abadi.. ^_^

Backsound :  
(Tommy Page - A Shoulder To Cry On)

"..And when you need
A shoulder to cry on
When you need
A friend to rely on
And when the whole world is gone
You won't be alone
Cause i'll be there
I'll be your shoulder to cry on
I'll be there
I'll be yur friend to rely on
When the whole world is gone
You won't be alone cause i'll be there..

All of the times
When everything is wrong
And you're feeling like
There's no use going on
You can't give it up
I'll help you work it out
And carry on..

Everyone needs a shoulder to cry on
Everyone needs a friend to rely on.."
^_^

Makassar 2011

Maret 22, 2011

Buku mengalihkan duniaku.. :D


BUKU !!!!
Benda yang bisa membuat diri ini kalap..
Pengen melahap habis..
Tiap ke kios buku, ke toko buku, atw kemana sja yg menampilkan deretan buku di depan mata, pasti langsung 'ngiler' pengen beli smuanyaaa..(hhe.lebay)
Tapi syangnya, kalau liat textbook kdokteran, melirik pun sulit..hehe
*Maksudny apa inii???? ga bisa lepas dari baca textbook? 
Atw karena textbooknya yg memang alergi sama saya??
hahaha
:D :D

Dikosan soalnya ga ada TV,sengaja ga naruh TV,biar ga ktagihan nonton..
hhehe..makanya lebih sring menghabiskan waktu baca buku..
jenis buku apa saja.. :D

Tadi beli buku lagi, setelah trima duit hasil ngajar privat..Alhamdulillah
Kalau ada duit banyak, mau beli sebanyak-banyaknya deh..
masih ada beberapa buku incaran dari waktu2 lalu,tp mahal, mesti nabung dulu lg. Padahal msh ada stumpuk buku yg antri mo dibaca, tapi sudah beli lg..ckckck

Dan stelah beli buku-buku, bukunya memang nambah, tapi tempatnya smakin sempit.. >.<
jadi terpikir untuk membuat private library tp ga ada tempat lain, 
huhu.. -.-
atau nanti klo udh punya rumah sendiri kali ya..
hohoho..semoga saja..Aamiin..Insya Allah…^__^


Nih,ada beberapa contoh rak buku..
 ..KeRrrreeeeen..
>.<





Cukuplah Kematian sebagai pengingat..



Bismillahirrahmanirrahiim..
Terakhir sebulan yang lalu..
Tapi rasanya baru kemarin beliau ngobrol denganku..
Kini, malaikat Izrail telah menjemput beliau..
Beliau salah satu pasienku ketika stase di bagian Obsgyn (kandungan).
Beliau sudah beberapa kali keluar masuk RS.
Ibu berumur 58 thn itu adalah salah satu pasien yg divonis menderita Carsinoma Cerviks (Kanker Cerviks) Std.IVB + CKD (Chronic Kidney Disease/Gagal Ginjal Kronik)..
*Ca.Cerviks Std.IVB adalah kanker serviks/kanker mulut rahim dimana kankernya sudah menyebar ke organ-organ jauh seperti hati,paru-paru, hingga otak.
Walau sekarang aku sudah tidak bertugas dibagian kandungan,tp  aku masih sering menjenguk beliau.
Terakhir 1bulan kemarin aku baru menjenguk,beliau masih sangat lemah, namun senyumnya selalu tetap  disunggingkan.

Saat itu ketika aku masih stase di obsgyn, beliau banyak bercerita kepadaku, tentang masa mudanya, tentang keluarganya, dan tentang pkerjaannya..beliau adlah janda beranak tiga..
Anak pertama, seorang pengusaha yg dia banggakan, namun disayangkan pula karena sudah sekian lama mereka tak bertemu dengan alasan sibuk dengan kerjaannya, hanya uang kiriman yang tiap bulan ibu itu terima, namun anaknya tak pernah kunjung datang. Bahkan, ketika ibunya sakit pun dia tak datang.Entahlah, apa dia masih sempat bertemu anaknya sebelum dia menghembuskan nafas terakhir..
Semoga..

Seperti baru kemarin ketika aku Follow Up beliau, beliau menawarkan makanan padaku, makanan yg dibawa oleh para penjenguknya, tapi waktu itu aku sedang puasa sunnah, sehingga aku menolak. Dari situ kami mulai akrab. Dia bnyak brcerita ttg masa lalunya ketika dia begitu melalaikan apa yg diperintahkan Allah. Tak pernah sholat, ketika bulan Ramadhan pun beliau ikut puasa, tp tak pernah sholat 5 waktu. Ibadah wajib sudah terbengkalai, apalagi mau ibadah sunnah. Sejak itu beliau bernadzar ketika sembuh nanti beliau tidak akan melalaikan kewajibannya, akan rajin beribadah sunnah pula.

Saat follow up, dan ketika memeriksa perut beliau, aku pun menemukan sebuah jimat yang disematkan di perutnya. Saat itu aku mengajak beliau untuk melepaskan jimat itu, tp masih tringat perkataannya kalau jimat itu pemberian dari “orang pintar”, yang mengatakan bhwa penyakit beliau itu adalah “penyakit kiriman” makanya harus ada jimat penangkal. Waktu itu beliau bersikeras tidak ingin melepas benda itu, sampai pd suatu hari ketika sy memfollow up beliau lg, jimat itu sdh dilepas.  Terakhir menjaga beliau, minggu akhir stase di obsgyn, aku memberi sebuah al ma’tsurat, aku bilang itu sebagai pengganti jimatnya. Dan dia senang sekali.

Minggu lalu, aku dengar beliau masuk RS lagi, tp karena aku sibuk, jadi aku nggak langsung mnjenguk beliau. Baru td pagi aku berniat menjenguk beliau, dan ternyata perawat bilang ibu itu sudah meninggal 2hr yang lalu.
Ya Allah, aku sempat merasa menyesal tak menjenguk hari-hari sebelumnya.. T.T
Apa beliau meninggal dalam keadaan sudah bertobat ya allah?
Apakah beliau menyebut namaMu saat sakaratul mautnya ya Allah?
Apakah beliau masih sempat bertemu anak pertamanya?
Innalillahi wainna Ilaihi Roji'uun..
T.T

Sambil mengingat wajah pasien2 yg nikmat sehatnya diambil Allah..
wajah pasien2 yang sakaratul maut..
melihat kematian berlalu lalang di lorong2 rumah sakit..
Astaghfirullah aladzim.. :'(

Cukuplah kematian sebagai pengingat..
“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi)


Ya Allah.. 
Panggillah aku disisiMU ketika aku dalam keadaan siap, dalam keadaan islam dan taqwa, dlm keadaan dzikir padaMU, dlam keadaan tidak mendzalimi smua ciptaanMU, dlam keadaan telah meninggalkan manfaat untuk orang lain, dalam keadaan siap ya ALLAH.
Aamiin.. T.T

Maret 21, 2011

MOCCAsad*

Moccacino hangat itu selalu menemani..


Ditemani setumpuk buku, dan  lembaran demi lembaran kertas yg kunikmati tiap halaman yg perlahan-perlahan kini membuat mataku kian perih..



Dan malam ini, moccacino yg biasanya manis dan menghangatkan itu 
terasa  hambar
Tak mampu mnyelimuti dinginnya malam sperti biasa..




00.15 WITA
Kosan, 21 maret 2011..


Maret 19, 2011

Karena Madrasah Pertama itu Bernama Wanita

Bismillahirrahmanirrahiim..
Buat teman-teman yg sudah bergelar istri dan ibu, nihh..ada artikel yg sangat menarik, tentang bagaimana harusnya kita sebagai wanita membekali pendidikan yg brmanfaat buat anak-anak biar berguna dunia akhirat. Dibaca yuuk..Insya Allah bermanfaat..^^
Dan khusus untuk aku, dan teman-teman yg msih brgelar "calon istri" dan "calon ibu", artikel ini smoga jd bekal pembelajaran buat kita sebelum kita mendapatkan "gelar baru" di "dunia baru" bersama "orang-orang" baru..Aamiin..^^

Kafemuslimah.com

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” 
(QS An-Nisa 4:9)


Pendidikan anak sangat disarankan dimulai sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Ketika sang ibu rajin beribadah, insya Allah, kelak janin yang dikandungnya akan menjadi ahli ibadah. Ketika sang ibu rajin membaca Al Qur’an, insya Allah, kelak anak yang dilahirkannyanya pun akan mencintai Al Qur’an. Ketika sang ibu sangat berhati-hati menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan, insya Allah, kelak anaknya pun akan menjadi hamba-Nya yang ikhsan.

Betapa besarnya peranan seorang wanita dalam mencetak generasi robbani. Sebagaimana visi pernikahannya untuk menjadikan rumah tangga sebagai lahan tumbuhnya generasi yang akan menegakkan panji islam. Generasi yang tumbuh dalam rumah tangga yang menjadi pusat kaderisasi terbaik.

Ketika sang anak hadir ke dunia, sebuah tugas sangat berat telah diemban di pundak seorang ibu. Tugas mendidiknya, membekalinya dengan life-skill, agar kelak anaknya siap terjun ke dunia yang berubah dengan cepatnya setiap hari. Sepuluh atau 15 tahun lagi, akan sangat berbeda kondisinya dengan masa kini.

Ketika sang anak mulai banyak bertanya, “Ini apa?”, “Itu apa?”, ”Kenapa begini?”, Kenapa begitu?”, seorang ibu dituntut untuk dapat memberikan jawaban yang terbaik. Jawaban yang tidak mematikan rasa ingin tahu anak, bahkan sebaliknya, jawaban yang membuat anak semakin terpacu untuk belajar.

Masa yang penting ini, yang disebut golden-age, masa di mana anak sangat mudah menyerap segala informasi, belajar tentang segala sesuatu. Dan ibu adalah orang yang terdekat dengan anak, yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Menjadilah ibu sebagai sumber ilmu, pendidik pertama bagi anak-anak, yang menanamkan pondasi awal dan utama bagi generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan ini.

Ketika anak mulai memasuki dunia sekolah, tugas ibu tak lantas menjadi tergantikan oleh sekolah. Bahkan sang ibu dituntut untuk dapat mengimbangi apa yang diajarkan di sekolah.

Peran yang demikian strategis ini, menuntut wanita untuk membekali dirinya dengan ilmu yang memadai. Maka, wanita harus terus bergerak meningkatkan kualitas dirinya. Karena, untuk mencetak generasi yang berkualitas, dibutuhkan pendidik yang berkualitas pula. Hal itu berarti, seorang wanitia tidak boleh berhenti belajar.

Anis Matta pernah mengatakan, bahwa seorang wanita itu memiliki potensi yang sangat besar, namun sayangnya, ketika ia menikah, maka potensi itu seolah-olah lenyap, menyisakan dua kata, suami dan anak. Padahal, belajar itu proses seumur hidup, long life education. Itulah yang dipesankan oleh Rasulullah dalam haditsnya “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”. Artinya, tidak lantas ketika seorang muslimah menikah, maka kesempatan menuntut ilmunya berhenti sampai di situ, dikarenakan waktu dan tenaganya habis untuk mengurus suami dan anak. Artinya, dengan atau tanpa dukungan dan fasilitas dari suami, seorang wanita harus kreatif mencipta cara untuk terus mencari ilmu, untuk meningkatkan kualitas dirinya. 

Wanita adalah lembaga pendidikan bila dipersiapkan, darinya akan lahir pemuda-pemuda berjiwa mulia. Duhai ukhti muslimah, teruslah mencari ilmu, bekali dirimu dengan ilmu. Ilmu yang dapat meluruskan akidah, menshahihkan ibadah, membaguskan akhlaq, meluaskan tsaqofah, membuat mandiri, tidak bergantung pada orang lain sekaligus bermanfaat bagi orang lain. 

Teladanilah wanita Anshar yang tidak malu bertanya tentang masalah agama. Teladanilah para sahabiyah yang bahkan meminta kepada Rasulullah untuk diberikan kesempatan di hari tertentu khusus untuk mengajari mereka. Sehingga, akan bermunculan kembali Aisyah-Aisyah yang mempunyai pemahaman yang luas dan mendalam tentang agamanya.

Duhai ukhti muslimah, didik putra-putrimu agar mengenal Allah dan taat pada-Nya, agar gemar membaca dan menghapal kalam-Nya. Ajarkan mereka mencintai Rasulullah dan meneladani beliau. Bekali dengan akhlak imani, mencintai sesama, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Sehingga akan bermunculan kembali Khonsa-Khonsa yang mencetak para syuhada..
Wallahu'alam bish showab..


Maret 17, 2011

"Berikan kami Al Qur'an, bukan coklat!"

“Al Qur’an! Al Qur’an! Bukan cokelat! Bukan Cokelat!” kata anak perempuan setengah berteriak ke beberapa teman lain yang sedang mengurus pengungsi.
Dua Pasang Mata di Tengah Salju: Al Qur’an Bukan Cokelat!

(Banyak yang sebenarnya harus saya catat ketika bekerja menemani anak-anak di berbagai daerah dan negara. Namun,cerita yang satu ini amat berkesan. Menohok konsep diri.)

Anak-anak hebat tidak selamanya lahir dari fasilitas yang serba lengkap, bahkan sebagian dari mereka disembulkan dari kehidupan sulit yang berderak-derak. Mereka tumbuh dan berkembang dari kekurangan. Pada sebuah musim dingin yang menggigit, di sebuah pedalaman, di belahan timur Eropa, kisah ini bermula. Kejadian menakjubkan, setidaknya bagi saya. Salju bagai permadani putih dingin menyelimuti pedalaman yang telah kusut masai dirobek perang yang tak kunjung usai. Dentuman bom dan letupan senjata meraung-raung dimana-mana. Sesekali, terdengar ibu dan anak menjerit dan kemudian hilang.

Di tenda kami, puluhan anak duduk memojok dalam keadaan teramat takut.  Sepi. Takada percakapan. Takada jeritan. Hanya desah pasrah merayap dari mulut mereka terutama ketika terdengar letupan atau ledakan.
Di luar, selimut putih beku telah menutup hampir semua jengkal tanah. Satu-dua pohon perdu masih keras kepala mendongak, menyeruak. Beberapa di antara kami terlihat masih berlari ke sana-kemari. Memangku anak atau membopong anak-anak yang terjebak perang dan musim dingin yang menggigit tulang.
Tiba-tiba dari kejauhan, saya melihat dua titik hitam kecil. Lambat laun, terus bergerak menuju tenda kami. Teman di samping yang berkebangsaan Mesir mengambil teropong.

“Allahu Akbar!” teriaknya meloncat sambil melemparkan teropong sekenanya.
Saya juga meloncat dan ikut berlari menyusul dua titik hitam kecil itu. Seperti dua rusa yang dikejar Singa Kalahari, kami berlari.
Dari jarak beberapa meter, dapat kami pastikan bahwa dua titik hitam kecil itu adalah sepasang anak. Anak perempuan lebih besar dan tinggi dari anak lelaki. Anak perempuan yang manis khas Eropa Timur itu terlihat amat lelah. Matanya redup. Sementara, anak lelaki berusaha terus tegar.
“Cokelat …,” sodor teman saya setelah mereka sampai di tenda penampungan kami.
Anak yang lebih besar dengan mata tajamnya menatap teman saya yang menyodorkan sebungkus cokelat tadi.
Teman saya merasa mendapat perhatian maka dia semakin semangat menyodorkan cokelat. Diangsurnya tiga bungkus cokelat ke kepalan tangan anak yang kecil (yang ternyata adalah adiknya).
Sang Kakak dengan cepat dan mengejutkan kami mengibaskan tangannya menolak dua bungkus cokelat yang diberikan. Teman saya yang berkebangsaan Mesir itu terkesiap.
“Berikan kami Al Qur’an, bukan cokelat!” katanya hampir setengah berteriak.
Kalimatnya yang singkat dan tegas seperti suara tiang pancang dihantam berkali-kali.
Belum seluruhnya nyawa kami berkumpul, sang Kakak melanjutkan ucapannya,
“Kami membutuhkan bantuan abadi dari Allah! Kami ingin membaca Al Qur’an. Tapi, ndak ada satu pun Al Qur’an.”
Saya tercekat apalagi teman saya yang dari Mesir. Kakinya seperti terbenam begitu dalam dan berat di rumput salju. Kami bergeming.
Dua titik hitam yang amat luar biasa meneruskan perjalanannya menuju tenda pengungsi. Mereka berusaha tegap berjalan.
“Al Qur’an! Al Qur’an! Bukan cokelat! Bukan Cokelat!” kata anak perempuan setengah berteriak ke beberapa teman lain yang sedang mengurus pengungsi.
Saya dan teman Mesir yang juga adalah kandidat doktor ilmu tafsir Al Qur’an Universitas Al Azhar Kairo itu kaku.
[Takakan pernah terlupakan kejadian di sekitar Mostar ini. Meski musim dingin dan dalam dentuman senjata pembunuh yang tak terkendali, angsa-angsa terus berenang di sebuah danau berteratai yang luar biasa indahnya. Beberapa anak menangis dipangkuan. Darah menetes. Beberapa anak-anak bertanya, dimana ayah dan ibu mereka. (Saya ingin melupakan tahunnya.)]

== disalin dari:

Aku Mau Ayah! Mungkinkah tanpa sengaja anak Anda telah terabaikan? 45 Kisah Nyata Anak-Anak Yang Terabaikan“,  bab “Dua Pasang Mata di Tengah Salju: Al Qur’an Bukan Cokelat!” (hal 83-86)
Penulis: Irwan Rinaldi.
Penerbit: Progressio Publishing.
Cetakan Pertama, Juni 2009
==

Sumber :


Maret 14, 2011

Sayap Yang Tak Pernah Patah




Anis Matta, Lc. 

Selamat menikmati keindahan bahasanya, bacalah berulang-ulang agar kau bisa menyerap maknanya..^^


Mari kita bicara tentang orang-orang patah hati. Atau kasihnya tidak sampai. Atau cintanya tertolak. Seperti sayap-sayap Gibran yang patah. Atau kisah kasih Zainuddin dan Hayati yang kandas ketika kapal Vanderwicjk. Atau cinta Qais dan Laila yang membuat mereka ’majnun’, lalu mati.
Atau, jangan-jangan itu cerita tentang cintamu sendiri, yang kandas dihempas takdir, atau layu tak berbalas. Itu cerita yang digali dari mata air air mata. Dunia tidak merah jambu disana. Hanya ada Qais yang telah majnun dan meratap di tengah gurun kenestapaan sembari memanggil burung-burung:

O burung, adakah yang mau meminjamkan sayap Aku ingin terbang menjemput sang kekasih hati..

Mari kita berbelasungkawa untuk mereka. Mereka orang-orang baik yang perlu dikasihani. .
Di alam jiwa, sayap cinta itu sesungguhnya tidak pernah patah.
Kasih selalu sampai disana. ”Apabila ada cinta di hati yang satu, pastilah ada cinta di hati yang lain,” kata Rumi, ”sebab tangan yang satu takkan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain.” Mungkin Rumi bercerita tentang apa yang seharusnya. Sementara kita menyaksikan fakta lain. Kalau cinta berawal dan berakhir pada Allah, maka cinta pada yang lain hanya upaya menunjukkan cinta pada-Nya, pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki: selamanya memberi yang bisa kita berikan, selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai.

Dalam makna memberi itu posisi kita sangat kuat: kita tak perlu kecewa atau terhina karena penolakan, atau lemah dan melankolik saat kasih kandas karena takdir-Nya. Sebab disini kita justru sedang melakukan sebuah ”pekerjaan jiwa” yang besar dan agung: mencintai. Ketika kasih tak sampai, atau uluran tangan cinta tertolak, yang sesungguhnya terjadi hanyalah ”kesempatan memberi” yang lewat.
Hanya itu. Setiap saat kesempatan semacam itu dapat terulang. Selama kita memiliki cinta, memiliki ”sesuatu” yang dapat kita berikan, maka persoalan penolakan atau ketidaksamapaian jadi tidak relevan. Ini hanya murni masalah waktu.
Para pecinta sejati selamanya hanya bertanya: ”Apakah yang akan kuberikan?” Tentang kepada ”siapa” sesuatu itu diberikan, itu menjadi sekunder.

Jadi kita hanya patah atau hancur karena kita lemah. Kita lemah karena posisi jiwa kita salah. Seperti ini: kita mencintai seseorang, lalu kita menggantungkan harapan kebahagiaan hidup dengan hidup bersamanya! Maka ketika dia menolak untuk hidup bersama, itu lantas menjadi sumber kesengsaraan.Kita menderita bukan karena kita mencintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada kenyataan bahwa orang lain mencintai kita?


..dan malam ini seolah-olah bait2 ekspresi cinta ini terasa begitu bermakna..^^