Resensi Film :
Amane Kaoru, seorang gadis yang mengidap penyakit langka yang menyebabkan ia tidak bisa terkena sinar matahari. Setiap pagi, ia selalu memperhatikan seorang anak laki-laki yang membawa papan selancar.
Karena tidak bisa keluar di siang hari, maka setiap malam Kaoru pergi ke taman dan menyanyikan lagu-lagu ciptaannya sendiri dengan gitar, kemudian pulang sebelum matahari terbit. Suatu kali saat ia berada di taman, ia melihat anak laki-laki itu sedang berjalan pulang. Ia pun berlari mengejarnya dan memperkenalkan diri dengan cara yang konyol, hingga anak laki-laki itu keheranan melihat tingkah laku Kaoru.
Kaoru sangat ingin mengenal anak laki-laki itu, maka ia meminta bantuan sahabatnya (yang ternyata satu sekolah dengan anak laki-laki itu) untuk mencari tau segala sesuatu tentangnya. Ternyata anak laki-laki itu bernama Fujishiro Kouji, siswa yang cenderung bodoh, tapi sangat menyukai selancar.
Suatu malam, Kaoru bertemu dan mengobrol dengan Kouji. Kouji pun berjanji saat liburan musim panas, ia akan menonton Kaoru menyanyikan lagu-lagunya. Tentu saja Kaoru sangat senang karenanya. Akhirnya saat yang ditunggu pun tiba. Tapi tempat Kaoru biasa bernyanyi diambil orang lain. Kouji kemudian mengajak Kaoru pergi ke Yokohama dan Kaoru pun bernyanyi disana, ditonton puluhan orang yang berada di sekitarnya.
Sepulang dari bernyanyi, Kouji mengajak Kaoru pergi ke pantai untuk melihat matahari terbit. Kaoru yang panik segera berlari pulang. Walaupun agak heran, Kouji pun mengantar Kaoru pulang. Saat akan pergi, Kouji bertemu dengan sahabat dan orang tua Kaoru yang kebingungan mencari Kaoru. Sahabat Kaoru pun memarahi Kouji dan menceritakan tentang penyakit Kaoru.
Walaupun sudah mengetahui penyakit Kaoru, Kouji tidak berusaha meninggalkan Kaoru. Ia malah berusaha mencari uang untuk biaya rekaman Kaoru dengan bekerja sambilan dan bahkan menjual papan selancarnya.
Ketika uang untuk rekaman hampir terkumpul, ternyata penyakit yang diderita Kaoru mulai membuatnya lumpuh. Namun Kouji selalu mendukungnya dan akhirnya rekaman pun bisa dilakukan.
Semakin lama penyakit Kaoru semakin parah, namun kali ini ia tidak mau menutup diri lagi. Ia untuk pertama kalinya berdiri di bawah sinar matahari dan menyaksikan Kouji berselancar. Namun beberapa bulan kemudian, ia pun meninggal.
Setelah kematiannya, lagu yang ia nyanyikan pun diputar di radio-radio. Lagu yang menjadi kenangan untuk orang-orang disekitarnya yang menyayanginya…
----------------------------------------------
Soundtrack :
YUI - It's Happy Line
Dare no tame ni ikite iru no?
Saenai hibi o sugoshite
Yowasa mo itami mo
Dono kurai kanjiteru no?
Tarinai kinou ni obore
Yume ni kaita kyou
Soroenakute mo yeah yeah
Yoake mae no matataku hoshi ha
Kiete itta no?
Asu he itta no?
Tomorrow never knows..
It`s happy line.
Nani wo shinjite ikeba ii?
Mienai hibi wo sugoshite
Donna yoru wo mite mo
Mou kurai kao wo shinaide
Dare mo ga shiawase yobu egao
Miete iru no?
Warawanakute mo yeah yeah
Asu e no omoi wo mune ni
Akai me wo mite waratte mita no
Tomorrow never knows..
It's happy line.
Tarinai kinou ni obore
Yume ni kaita kyou
Soroenakute mo yeah yeah
Yoake mae no matataku hoshi ha
Kiete itta no?
Asu he itta no?
Tomorrow never knows..
It`s happy line.
Indonesian Translation:
Demi siapa aku hidup?
Hari-hari kelabu kulewati.
Kelemahan ini, rasa sakit ini:
Apakah aku merasakan semuanya, atau hanya sedikit?
Aku menenggelamkan diriku dalam kenangan-kenangan, tapi itu tidak membantu.
Jadi aku akan mulai hidup untuk hari ini.
Meskipun aku agak tersesat, yeah, yeah
Sebelum fajar, bintang yang berkelap-kelip menghilang.
Aku ingin tau: apakah bintang-bintang itu benar-benar telah hilang?
Atau mereka akan kembali lagi besok?
Tomorrow never knows
It's Happy Line.
Apa yang harus aku percayai?
Hidupku berlalu begitu saja dan aku bahkan tidak menyadarinya.
Tidak peduli apapun yang dibawa oleh malam,
Jangan mengerutkan dahi.
Setiap orang punya wajah dan suara bahagia,
Aku ingin tau apakah aku bisa melihatnya.
Tapi meskipun aku tidak bisa tertawa, yeah, yeah.
Akhirnya aku menemukan keberanianku.
Aku melihat mata merahmu dan mencoba untuk tertawa.
Tomorrow never knows
It's Happy Line.
Aku menenggelamkan diri dalam kenangan-kenangan, tetapi itu tidak membantu.
Jadi aku akan mulai hidup untuk hari ini.
Tapi meskipun aku agak tersesat, yeah, yeah
Sebelum fajar, bintang yang berkelap-kelip menghilang.
Aku ingin tau: apakah bintang-bintang itu benar-benar telah hilang?
Atau mereka akan kembali lagi besok?
Tomorrow never knows
It's Happy Line..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your Comment??