April 06, 2011

Khayalan Seorang "Makmum" :)


Bismillahirrahmanirrahiim..
Titik-titik air masih menetes dari ujung ujung  rambutnya. Perlahan-lahan turun ke kening, ke pipi, lalu ke dagu dan bermuara di bajunya.  Titik-titik air itu sebagian jatuh ke lantai, sebagian lagi tersapu di atas sajadah yang sudah terbentang dilantai.  Lalu dia menyeka sendiri air-air itu diwajahnya. Aku mengamatinya dari balik kerudung yang aku kenakan.  Yah, lalu Dia berdiri tegap. Diam sejenak. Lalu dia pun mengeluarkan suara takbir adzan , tenang, terdengar dengan  jelas dan mantap. 

Aku disini. Berdiri dibelakangnya, namun tak selurus dengan posisinya. Aku sedikit meletakkan posisiku disebelah kanannya.  Setelah mengumandangkan takbir adzan, dia berbalik melihatku, memastikan bahwa aku sudah siap, aku pun melihatnya, satu anggukan kepalaku sebagai tanda bahwa aku sudah siap, lalu dia pun tersenyum. Hening. Diam dan khusyuk . Memulai ritual wajib, menjalankan perintahNya. Dia mengangkat kedua tangannya keatas hingga sejajar dengan ujung telinganya sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Aku pun sama mengikuti gerakannya. Sama seperti yang dia lakukan meskipun tidak pada waktu yang sama. Dia yang memulai, kemudian aku yang mengikutinya. Terdengar suaranya melafadzkan ayat-ayat cintaNya, merdu.

Begitu seterusnya. Dia memulai, dan aku mengikuti. Dari awal hingga akhir, tiada rukun yang terlewatkan, hingga berakhir  pada salam. Lalu kemudian dia berbalik. Memberikan tangan kanannya, akupun menyambutnya sama dengan tangan kananku,dan mencium i punggung tangannya.  Kemudian dia berbalik lagi. Duduk dengan tenang.  Setelah itu, ucapan-ucapan dzikir dan Shalawat terucap pelan dari bibirnya. Akupun sama, tapi suaraku sedikit lebih pelan darinya. Setelah ritual itu, dipenghujungnya, aku melihatnya mengangkat kedua tangan, sedikit menengadah. Sebaris doa pun ku dengar, teruntai dari bibirnya. Berbagai doa diucapkannya. Mulai dari Doa untuk kedua orang tua kami, dan keselamatan dunia akhirat. Terselip pula Doa sederhana untuk sebuah Cinta yang luar biasa.

“Yaa Allah, Ridhoi keluarga kecil kami, Berkahi setiap jalan yang kami lewati. Jadikan cinta kasih diantara kami menjadi cinta kasih yang sewajarnya. Cinta kasih yang tidak berlebihan karena kami tak ingin membuatMu cemburu. Jadikan segala hal yang kami lakukan semata-mata hanya untuk menggapai CintaMu.
Aamiin..”

Hmmmb..Shalat berdua yang begitu damai. Aku tertunduk. Ada rasa damai yang luar biasa dan terasa indah. Pelan-pelan aku merasakan sesuatu yang sangat sejuk mengalir didada. Menyusup hingga ke kedalaman hati. Tak terasa, Sesuatu yang hangat mengaburkan pandanganku, bulir-bulir air menghiasi mata, pelan-pelan menyusuri pipi. Setelah berdoa, dia berbalik.

Aku tak mampu lagi berkata-kata. Kupandangi wajah imamku itu dengan penuh seksama. Damai. Tampak seberkas kasih sayang yang tulus disana. Sosok yang tak pernah berputus asa membantu aku untuk terus memperbaiki diri. Sosok yang penuh kelembutan saat dia mengajarkan aku tentang banyak hal, ada kesabaran yang tinggi setiap kali dia menuntun hatiku yang keras ini. Ketika aku alpa, tak sedikitpun dia mengeluarkan ucapan-ucapan kekesalan. Aku salah, namun bukan kemarahan yang kudapat, melainkan sebuah nasehat mulia yang dia sampaikan dengan penuh kasih sayang. Ada kepercayaan setiap kali dia melihatku berusaha melakukan perubahan yang positif. Dia yang meyakinkan aku tiap aku merasa patah semangat. Dan Aku mencintai imamku karena Allah..


Berharap ditiap sholatku nanti, kudapatkan Imam seperti itu..
Khayalan tingkat tinggi.. :D
gag apalah..hehe
Tapi sebelum mendapatkan Imam seperti itu, harus belajar dulu menjadi makmum yang baik..
Siapkah?? Hmmb, teringat lagi postinganku mengenai Jodoh. Seperti kata Mario Teguh dan M.Faudzil Adhim Penulis Buku "Kupinang Engkau dengan Hamdalah", bahwa :

"..Sebelum Menetapkan Kriteria,
Kita hendaknya mengaca diri terlebih dulu sebelum menetapkan kriteria tentang pendamping hidup yang kita harapkan. Agaknya tidak realistis kita menuntut agar mendapatkan pendamping hidup yang sempurna, sementara ilmu diniyyah kita masih 'kedodoran' dan akhlak pun masih compang-camping .."
-M.Faudzil Adhim-

"..Jadilah pribadi yg SIAP untuk dikenalkan oleh tuhan kepada belahan jiwa kita.."
-Mario Teguh-


"..Bukan jodohnya yang Anda fikirkan sekarang, tetapi menjadilah diri yang sepantas-pantasnya bagi belahan jiwa yang sebaik-baiknya dan kalau kita sulit menemukan orang-orang untuk dicintai, perbaiki dulu cara kita dalam hidup ini, supaya kita lebih mudah di datangi cinta.."
-Mario Teguh-


Makassar, malam 05April2011
"..Belajarlah jadi makmum yang baik.."

^_^

4 komentar:

  1. Bagaiman kriteria Imam yang kau damba?..^^

    BalasHapus
  2. wow...menjadi makmum yg baik, cerdas........menceritakan shalat susah lho....dan analogi itu dipake untuk menggambarkan imam itu sesungguhnya....dari sudut pandang makmum seharusnya juga.......hebat

    BalasHapus
  3. wah bagus banget... aku juga sempet brkhayal seperti itu... manis banget yak... ^^
    boleh ku copy di blog ku ga? thanx bfore...

    BalasHapus
  4. Subhanallah mb',, izin copy ya ^^

    BalasHapus

your Comment??