Di langit itu, purnama selalu menggegaskan kita berbincang tentang bulatnya yang penuh, utuh. Mengajari kita yang selalu saja diliputi ragu, terburu, atau mendebu; dalam keheningan yang tak pernah menjadikan kita segenap khusyuk. Purnama itu, bernyala mengingatkanku akanmu; yang menyederhanakanku pada puisi yang selalu kau tagih, mendiksikanmu lirih.
Dilangit itu, mentari selalu menceriakan kita dalam keanggunannya yang menjarumi fajar, berbinar. Menasihati kita untuk selalu mengazzamkan keyakinan akan mimpi-mimpi; yang mencipta dunia, pada sketsa peta yang kita rencana, membangun peradaban dengan cinta. Mentari itu mengingatkanku akanmu; yang menawankanku pada sajak yang selalu kau harap, mendiksikanmu senyap.
Dilangit itu, hujan selalu mengajak kita menafakuri kejatuhannya yang menari bebas, ikhlas. memahamkan kita akan keterikatan takdir yang menyabar waktu; seperti hujan yang menyisi pelangi; menikmati sepenuh syukur, mengikhtiarkan segenap keringat, merapali seyakin doa. Hujan itu, bederma mengingatkanku akanmu; yang mengejawantahkanku pada prosa yang selalu kau minta, mendiksikanmu manja.
Dilangit itu; langit hatiku, yang akan selalu terukir namamu; aku tetap merindu dalam setiap sujud malamku; aku tetap mencinta, dalam segenap doa-doa; aku tetap menanti, hingga Tuhan merestumu; disini.
Jodoh Dunia Akhirat-ku..
wooohh...saya belum sampe bagian ini >o<
BalasHapusBeli beli beli.. :p
HapusIndah dan kerennya gak ketulungan..
BalasHapusBangetttt.. :)
HapusNanananaaa... hallooo miss gomballl... :P :*
BalasHapusEh ada teteh tercinta, teteh tersayang..eaaa :*
Hapusidem sama si bonbon. hahahahaha..
Hapus#rusuh
aaaaa......jadi inget sesuatuuukkk...
BalasHapusdi langit ituuu, kelak akan ada ukiran wajahku (pipi) dan dirimu (anonim)...hohohohoh
semoga jodoh dunia akhiratnya segera dipertemukan, mba. aamiin :)
BalasHapus