Juli 25, 2013

Selamat Milad, Bapak.. ❤

Bismillahirrahmanirrahiim..

"Teringat masa kecilku, kau peluk dan kau manja. 
Indahnya saat itu, Buatku melambung
Disisimu terngiang hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu.." ( Ada band feat Gita Gutawa)

Izinkan saya bercerita sedikit tentangnya..
Tentangnya, bapak terhebat. Tentangnya yang selalu jadi langganan cukurku, dan selalu memotong rambut pipi kecil seperti rambut dora. Tentangnya yang selalu membacakan dongeng sebelum aku dan adik-adikku tidur siang, walau dongeng yang diceritakannya tak pernah berganti, hanya berkisah tentang kancil yang suka makan jambu air, monyet, dan nenek tua yang kesasar di hutan, lalu kemudian sehabis itu dongeng ditutup dengan menyanyikan lagu halo-halo bandung, sambil beliau menepuk-nepuk paha salah satu dari kami, hingga kami tertidur, begitu seterusnya, tapi kami tak pernah bosan. Tentangnya yang ketika kami malas pergi ngaji, kami bakalan dihukum dimasukkan ke salah satu "gudang" rumah kami yang kecil dan akan dikunci dari luar. ahha, ingat satu kejadian H-2 idul fitri tahun kapan, dan aku belum punya baju baru untuk lebaran, sementara teman-teman yang lain sudah pada pamer-pameran baju baju, alhasil aku ngambek dan ga mau ngaji. aku dihukum, dimasukkan ke "gudang" itu sampai tertidur didalamnya. eh sorenya pas bangun, udah dapat baju baru. hehe. oiya, waktu kecil sampai SMP, kami belum punya rumah sendiri, hanya numpang di perumahan SD tempat ibu mengajar. Itupun ketika musim hujan tiba, kami pasti akan mengungsi ke rumah tetangga yang posisinya tinggi, karena rumah kami selalu kedatangan tamu "air bah". hhe. Tentangnya yang ketika hari sabtu-nya libur, dan ibu tetap ngajar di sekolah, beliau sendiri yang mencuci pakaian kotor di rumah, mengangkat air dari sumur tetangga yang lumayan jauh. Tentangnya yang ketika hujan lebat disertai guntur tengah malam selalu pindah tidur ke kamar anak-anaknya, menemani kami tidur. Tentangnya yang ketika salah satu dari kami ada yang sakit, maka malamnya kami diharuskan tidur di kamar beliau, hanya untuk mengawasi keadaan kami. Tentangnya yang ketika hari libur tiba, akan berusaha mengajak kami ke taman hiburan atau sekedar jalan-jalan dengan vespa bututnya, atau mobil "open cup"nya. haha. Tentangnya, yang ketika pulang kantor tak jarang membawa cemilan buat anak-anaknya. tentangnya dan tentangnya yang lain. ah ini hanya sebagian kecil kenangan masa kanak-kanakku yang kulewatkan bersamanya.. :')

Begitupun menjelang remaja. Kalau masa SD, setiap pengambilan raport, hanya ibu yang selalu mengambil raportku, itupun karena memang aku SD di sekolah tempat ibu ngajar. tapi ketika SMP dan SMA beliau tak pernah alpa mengambil raportku. Aku masih begitu ingat bagaimana wajah beliau ketika aku mendapat peringkat satu. Tak jarang ketika bertemu kenalannya, beliau dengan bangganya menceritakan hal itu pada kenalannya itu, (padahal dalam hati aku yang risih. hiks hehe). Di SMA kelas 3, entah waktu itu aku mendapaat peringkat kelima, aku sampai takut bertemu beliau. takut dimarahi karena telah mengecewakan. aku tahu waktu itu beliau terkejut, bahkan guru-guru pun menyayangkan itu. hiks. sampai di rumah, bapak cuma bilang "Ndak papa, sekali-sekali dapat peringkat bawah biar tau bagaimana supaya bisa berjuang lebih keras lagi". seketika aku langsung lega. memang beliau adalah orang yang tegas, pun terkadang orang-orang segan dengan beliau. Bahkan pernah ketika SMP, salah seorang teman lelakiku mengirim surat cinta perdana buatku, ah aku nangis saking takutnya sama bapak, dan bilang ke cowok itu, jangan lagi ngirim-ngirim surat atau aku laporin ke bapak. haha. Ya ampun plis deh, ngakak tiap kali ingat kejadian itu. :))

Pun sampai sekarang, masih dan akan selalu begitu. beliau begitu sayang sama keluarga. Khususnya aku. aku anak sulung, tapi ketika bersama bapak aku selalu merasa jadi anak kecil. Berbeda dengan adik-adikku, aku ini orangnya penakut. dan bapak sangat tau itu. aku orang yang begitu mudah meneteskan air mata. melankolis, sepertinya turunan dari bapak ibu, gara-gara kolaborasi mereka, makanya ke aku jadinya lebih parah. haha. Aku tahu bapak orangnya tegas, suaranya keras, tapi hatinya selembut kapas. (ciee). iya, Aku ingat satu kejadian, beliau pernah memelihara burung beo di rumah, tapi waktu itu burungnya sakit dan akhirnya mati. aku ingat beliau meneteskan air mata. *kasihan :) . Dirumah, aku memang terkenal suka nangis. hha. bahkan hanya sekedar melihat tayangan di tv, misal nonton akad nikahan selebriti, atau scene seorang anak yang berhasil dalam kejuaraan, atau nonton pertandingan yang ketika pemainnya juara trus di penutupan mengumandangkan lagu indonesia raya, aku juga bisa nangis. hha. makanya, ketika nonton bareng di ruang keluarga, saat ada adegan yang menyedihkan, orang rumah pasti meliriknya ke aku. haha. Mungkin itu sebabnya, bapak itu sangat jarang menegur aku secara langsung ketika aku ada kesalahan, pasti lewat ibu negurnya. :')

Begitulah bapak. Pun sampai sekarang, aku merasa begitu banyak hal yang bikin aku tidak enak sama beliau. tak jarang beliau harus sengaja pulang kantor larut malam hanya untuk menungguiku lepas jaga dan pulang bersama-sama ke rumah, berhubung tempatku bertugas dan kantornya, searah. Belum lagi ketika aku harus pulang malam dan beliau tak sempat menunggu dikantor, maka beliau akan menungguku di lorong depan rumah. Sekarang kami tidak serumah. aku harus tinggal di tempat yang lokasinya lumayan dekat dari tempatku bertugas, dan itu dekat dengan kantor bapak. Tak jarang ketika aku harus jaga di RS dan meninggalkan cucian setumpuk di rumah, beliau biasanya numpang istirahat, dan kalau melihat ada pakaian kotor, beliau pasti langsung nyuci. hiks. Walau biasanya aku sudah beritahu tak usah dicucikan, tetap saja beliau cuci. Pulang dari RS, sudah kudapati pakaiannya sudah kering di jemuran. hiks. Makanya tak jarang, pakaian kotor itu aku sembunyikan dulu, biar ga kelihatan sama beliau. T____T

Ah, bercerita tentangnya tak habis-habis. begitu banyak yang beliau lakukan buatku, tapi aku sadar sampai sekarang belum bisa memberi yang terbaik buatnya. Hari ini, umur beliau genap 55 tahun. Perjalanannya sudah begitu panjang dan itu sangat tidak mudah. Penuh warna warni. kesedihan, kesenangan, kekurangan, dan segala yang beliau hadapi jadi pelajaran buat aku.

Selamat Milad, Bapak..  ( 55 tahun, 25 Juli 1958)




Semoga Allah selalu melindungimu, menjagamu disaat penjagaanku tak sampai kepadamu. Semoga kelak, aku mampu membuatmu bahagia dan bisa tersenyum sepanjang waktu. Semoga kelak, engkau bangga kepada kami, anak-anakmu, yang dititipkan Allah untuk engkau didik menjadi seseorang yang memberi manfaat bagi orang lain. Semoga kami bisa menjagamu sampai akhir hayatmu. Jaga kesehatan, jangan makan sembarangan. Berharap disaat kami mampu membahagiakanmu, engkau masih dalam keadaan sehat walafiat. aamiin. terima kasih untuk doa-doamu, doa-doa kebaikan untuk kita sekeluarga. Atas semua yang engkau lakukan buat kami hingga saat ini, bagaimana aku tidak mencintaimu, pak. Love you, Doakan aku yang terbaik, semoga bisa mendapat pendamping sepertimu. Yang sering engkau bilang, lelaki yang bisa menerima anakmu apa adanya. Terima kasih telah menjadi bapak ku, lelaki terhebatku..


dari anakmu, yang penuh kekurangan. 
Maaf belum bisa jadi anak yang baik
Makassar, 16 Ramadhan 1434 H

Juli 19, 2013

Mencintai itu keputusan

Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar kemudian iapun berkata, “Kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang akan kamu temui di sini.” Itulah kalimat pertama Utsaman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya di Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti.

"Sebab cinta adalah kata lain dari memberi. sebab memberi adalah pekerjaan. sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat. sebab pekerjaan itu harus ditunaikan dalam waktu lama. sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh. maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia akan mengatakan, “Aku mencintaimu.” Kepada siapapun!"

Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ. Aku mencintaimu,” adalah ungkapan lain dari, “Aku ingin memberimu sesuatu.” Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari, “Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia. aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin. aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku, proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang kulakukan padamu. aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan proses pertumbuhan itu...” Taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, “Aku mencintaimu,” kamu harus membuktikan ucapan itu. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.



Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalam satu situasi: cinta yang tidak terbukti. Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.

Jalan hidup kita biasanya tidak linier. Tidak juga seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi disitulah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Disitu konsistensi diuji. Di situ juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tegah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam situasi yang longgar. Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya merasakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagianya. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada tempat lagi yang lain. Bahkan setelah sang pencinta mati. Begitulah Naila. Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya. Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu. 

Sumber : ~ Anis Matta ~



Allah, atas apapun yang terjadi, hanya kepadaMu, segalanya bermuara..
Makassar, 10 Ramadhan 1434H

Juli 15, 2013

Doaku, semoga..

Bismillahirrahmanirrahiim..

Ramadhan ini, seperti ramadhan kemarin, ada banyak keinginan dan doa yang aku panjatkan padaNya. Berharap kedepannya bisa memanfaatkan waktu yang ada atas ganti dari waktu yang aku buang dan terlewati dengan sia-sia. Setahun belakangan, ada banyak kenangan dan pembelajaran besar yang sudah aku dapatkan. Tentunya, dengan perasaan yang bermacam-macam. Tentang mereka, orang-orang yang telah mampir, ataupun yang sekarang masih mengisi hari-hariku. Terima kasih dan maaf jika belum bisa memberi yang terbaik. Hanya berharap semoga kehadiranku ada manfaatnya, dan tolong tegur aku jika tersalah.  hiks. *nulis bagian ini, sedih rasanya :'). Pokoknya, Semoga kedepannya menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Semoga segala hajat, resolusi, dan target bisa tercapai sesuai ikhtiar. Tak lupa meniatkan segala sesuatunya dengan niat yang baik. Semoga dengan niat yang baik, apapun yang kita targetkan, inginkan, hajatkan, dapat dimudahkan olehNya dalam proses pencapaiannya. aamiin .. >.<

Doc pribadi *01/06/2013*

"Semoga segala sesuatu yang telah terjadi hingga detik ini, bisa dikenang sebagaimana mestinya, dan yang harus disimpan, tersimpan pula dengan semestinya."

Pintaku, yaa Rabb.. :')
Makassar, 6 ramadhan 1434 H




Juli 11, 2013

Rindu untuk Putri Hujan

Bismillahirrahmanirrahiim

Ada banyak hal yang terlampau ajaib dalam persahabatan kita. Terlalu banyak kebetulan yang menjadi titik temu jalinan kita. Dan akan ada banyak harapan menjadi lantunan indah dalam ikatan kita.. (Niksalsabiila)

Hmm, subuh ini, aku dipaksa untuk memutar kembali memori antara aku dan kamu. memori bagaimana aku dan kamu menjalin sebuah persahabatan. ah, banyak cerita yang pastinya tak perlu aku ceritakan semuanya. Salah satu yang menjadi hiasan dalam persahabatan kita, yaitu tentang banyaknya sebuah kebetulan yang menjadi titik temu jalinan kita. Seperti katamu, memang ajaib rasanya. hehe. dua kebetulan yang terakhir, menjadi pemicu dimana aku lagi-lagi harus mengakui bahwa keajaiban itu ada. Beberapa waktu yang lalu, kamu bercerita tentang Sahabatku asal Makassar yang bertemu dengan Umi-mu di Tanah Jogja sana. Sahabat yang cukup dekat denganku. Tak habis pikir, dia yang tengah berlibur sambil menjalani terapi khusus disana, ketemu dengan umi-mu. Betapa dunia hanya seperti daun kelor, kata pepatah. Masih kusimpan percakapan itu di gadget milikku.. >.<

Kamu : Mbak, kenal dengan mbak ria? anak kedokteran juga dari Makassar katanya. Umi bilang,   dia kenal sama mbak pipi.
aku     : hah? Ria siapa? mbak memang punya beberapa teman yang namanya ria.
Kamu : Khoiriah mbak. Dia kenal banget sama mbak katanya. Tau nggak, barusan umi telpon nanyain tentang itu. sekarang mbak ria ada di rumahku, bersama suaminya. 
Aku : Ya ampun, Subhanallah mbak tahu dia memang sedang dijogja, suaminya memang pernah tinggal lama disana. Kok bisa ada di rumahmu? dan kenapa sampai nyangkut ke mbak?
Kamu : Dia lagi ada urusan sama umi, sempat ngobrol-ngobrol lama, dan umi iseng cerita lah tentang mbak ke dia, yang notabene sesama anak kedokteran asal makassar. siapa tahu kenal. Ternyata eh ternyata, memang kenal, bahkan kenal dekat banget. ah, betapa dunia sempit, mbak. Dia senang katanya, di perantauan ketemu orang yang kenal sama temannya. Apalagi, teman yang kenalnya lewat dunia maya kayak kita. 
Aku : iya ya, aduh, benar-benar sesuatu yang ga disangka. ah, Umi ingat banget sama mbak. jadi pengen ketemu,  titip salam buat umi ya.
Kamu : iya mbak, salam balik katanya. trus umi nanya, mbak sendiri kapan nikah kayak mbak ria, trus kapan main ke jogja lagi.
Aku : #gubrak Pengen lagi ke Jogja. bilang aja sama umi, ntar mi kalo sudah nikah, baru honey moon ke Jogja. (eaaa) Bilang sama umi juga, mbak minta didoakan.. >.<
Kamu : iyaa, kata umi, didoakan selalu, semoga disegerakan, aamiin. *berasa tukang pos guee*
Aku : wakakakak. *aamiin di hati terdalam


Ah, aku nulis ini sambil Seyum-senyum sendiri. Hha. Kebetulan selanjutnya, kemarin saat aku ngepos gambar di facebook, beserta sebuah dialog yang aku kutip dari penulis yang tulisannya aku kagumi di dunia tumblr, bernama : Nayasa.  Dengan entengnya kamu bilang, kamu kenal dengan dia. Aaah.lagi-lagi. Orang yang kita kagumi di tumblr, tidak kita kenal sama sekali, dan tulisannya tentang rindu yang pernah kamu jadikan twitt, sekarang malah akrab sama kamu.  Adeuh. Bagaimana aku tidak mempertanyakan, teorimu tentang sebuah kebetulan dalam persahabatan kita itu.  Hha. Hmm, tapi aku sadar, tidak ada yang serba kebetulan didunia ini. Semuanya adalah campur tanganNya. Sang maha sutradara. Umi, Khairiah, dan mbak Nayasa hanya pelengkap dan pemanis kisah kita.


Ah, jadi rindu kamu. Hubungan kita yang sekarang memang tak seintens yang dulu, Malah pernah keegoisanku mendominasi, pengen kita kembali seperti dulu. Tapi aku sadar semua ada masanya. Seorang guru pernah bilang, Perasaan rindu itu memang terkadang menyiksa, tapi janganlah Anda berharap kehilangan rasa itu. Sebab, rasa rindu bisa melembutkan hati, meningkatkan rasa cinta dan juga media untuk introspeksi diri. Dan memang benar, rindu yang membuncah bikin aku sadar benar-benar cinta kamu #eh. haha. Hmm, Bagaimanapun mengenang segala hal tentangmu, bersamamu, kebaikanmu, melihat foto-foto kita dan menghayalkan kejadian yang pernah terjadi dibalik foto itu, cukup mengobati rinduku. eh, tak lupa mendoakanmu, agar kebaikan selalu menghampirimu. aamiin. 

Salam buat anakku yang dititip dalam rahimmu.. #eh muach :*



Tulisan ini buatmu, dari Pipi yang lagi rindu. :*
kau tahu, menulis ini sambil diiringi suara hujan diluar sana.
Kebetulan lagi kah, Putri hujan? *jitak*
Eh lupa, bilang sama umi, mumpung Ramadhan, mbak minta porsi doanya ditambah yak. hha

Makassar, dua ramadhan 1434H